Minggu, 17 Mei 2020

Ramadhan di Saat Pandemi Corona? Inilah Suka Dukanya



Pandemi Covid-19 telah menerjang seluruh negara di Dunia. Pemerintah negara berlomba-lomba melakukan kebijakan yang paling efektif dan efisien untuk negaranya dalam menyelesaikan pandemi yang luar biasa ini. Yang menjadi sangat sulit dikendalikan dari virus ini adalah virus ini merupakan jenis virus baru dan penularannya sangat massif. Oleh karena itu, kebijakan social distancing sangat cocok diberlakukan di seluruh negara agar virus tidak mudah menular. 



Di Indonesia sendiri orang yang positif corona hingga saat ini terus meningkat. Keadaan ini diperparah dengan ketidakdisiplinan warga untuk tetep di rumah. Tetapi, tak bisa menyalahkan juga karena setiap orang memiliki kebutuhan hidup yang tidak dijamin oleh negara. Yang menjadi geram adalah orang berada artinya keadaan ekonominya sangat cukup, lalu dengan sengaja bepergian tanpa kepentingan yang urgent. Orang yang taat pun serasa dikhianati lo.  
Baca juga : 
Pemerintah Indonesia sudah sejak akhir Mei menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), di mana hanya yang berkepentingan urgent saja yang boleh keluar rumah. Seperti : Layanan makanan, pengobatan, tenaga medis, logistik, dan beberapa perusahaan BUMN yang tetap diperbolehkan beroperasi. Selain itu, masyarakat dihimbau untuk tetap di rumah saja. 

Ramadhan 1441 H tahun ini harus berlangsung dalam suasana pandemi. Sangat sedih, mengingat banyak kegiatan menyenangkan selama Ramadhan terpaksa harus dibatalkan/ ditiadakan. Menyambut Ramadhan yang biasanya sangat ceria dengan berbagai kebiasaan, tahun ini terpaksa tidak ada. Masjid yang biasanya ramai pun, saat ini sepi.

Berikut beberapa duka yang dapat saya tuliskan berkenaan dengan pandemi corona saat bulan suci Ramadhan :

1.      Tidak bisa salat Tarawih di Masjid
Untuk menghindari penyebaran virus covid-19, MUI mengeluarkan fatwa agar umat Islam bertarawih dab berkegiatan keagamaan lainnya di rumah saja. Tidak perlu ke Masjid sepert biasanya. Tentu saja ini menyedihkan. Mengingat momen shalat tarawih berjamaah di Masjid inilah yang sangat ditunggu terutama oleh anak-anak. Masjid pun banyak yang digembok, bahkan ada petugas yang mengawasi.

2.      Tak ada Takjil dan bukber
Biasanya setiap sore menjelang maghrib, Masjid-masjid menyediakan menu takjil untuk jamaah. Ini sangatlah berkesan bagi anak-anak yang belajar untuk mencintai masjid. Tapi khusus tahun ini, itu tidak dibolehkan. Seluruh kegiatan di Masjid dihentikan. Bahkan buka bersama yang biasanya ramai dijadwalkan orang-orang, tahun ini tidak ada. Berbeda memang, sangat.



3.      Tidak ada I’tikaf
Menjelang akhir Ramadhan, orang berlomba-lomba untuk I’tikaf di Masjid. Khusus tahun ini sepertinya tidak ada. Walau begitu, I’tikaf atau mengingat Allah sebenarnya bisa dilakukan di mana saja, termasuk di rumah.

4.      Tidak ada Shalat Ied
Nah ini juga momentum yang menyedihkan. Biasanya shalat bareng dan bersalaman dengan banyak orang dengan wajah semringah karena telah menang menaklukan sebulan berpuasa, tahun ini dilarang untuk dilaksanakan. Terpaksa umat Islam harus shalat ied di rumah masing-masing.

5.      Tidak boleh Mudik
Ini hal yang paling menyedihkan terutama bagi perantau seperti saya. Momentum mudik yang Cuma setahun sekali itu biasanya dipergunakan kami dengan sebaik-baiknya untuk bersilaturahmi ke keluarga besar suami maupun saya. Kami pulang hanya setahun sekali yaitu pas idul fitri itu. Tahun ini sepertinya mudik tak bisa lagi dilakukan. Mengingat adalanya larangan dari pemerintah dan yang paling penting mencegah penularan covid-19. 
Setelah bergelut dengan segala perasaan, saya sudah menerima untuk tidak mudik tahun ini. Jika mau egois sebetulnya sangat bisa, sangat bisa diakali. Apalagi Sekarang pemerintah membolehkan orang yang memiliki surat keterangan kerja untuk mudik. Tapi saya mencintai ibu saya. Mencintai kakak juga saudara-saudara saya. Caranya dengan tidak mudik ini. Walau terus terang sangat berat. Saya kangen ibu saya, juga keluarga besar saya. Apalagi Nenek saya meninggal awal tahun lalu pas saya tidak bisa datang. Tapi, mau bagaimana lagi?

Tapi, kita tidak boleh larut dalam kesedihan, apalagi sedih tak berujung. Ayo bangkit karena ada keseruan dan kegembiraan tersendiri saat Ramadhan bertepatan dengan ujian pandemic ini. Apa saja sih keseruannya?
1.      Berjamaah komplit
Dengan adanya himbauan untuk seluruh masyarakat agar diam di rumah saja termasuk juga yang bekerja, otomatis membuat para ayah WFH (work From Home). Yeaaay, baru Ramadhan ini kan ayah ada terus siang dan malam di rumah? Bagi saya sih lebih tenang, walau pun tetap saja dianya mah sibuk sama laptop. Memang bukan liburan sih, Bu, tapi bekerja tapi di rumah. Ingat itu ya! Dengan keberadaan ayah, otomatis membuat suasana Ramadhan jadi lebih berbeda. Apalagi jika ayah selalu mengimami shalat tarawih, serasa beda banget lo. Yang biasanya shalat tarawih di Masjid, lalu di rumah dengan imam ayahnya anak-anak. Ini sih sejarah banget! hahaha

2.      Lebih erat lagi dengan keluarga
Selama pandemi, seluruh anggota keluarga berkumpul. Dengan kumpul, mau tidak mau kita harus melakukan hal bersama. Secara tak sadar, menimbulkan saling pengertian yang selama ini dianggap sepele dan menyebalkan lo. Contohnya : saya jadi tahu bagaimana kerja suami saya. Kenapa kalau di rumah dia irit ngomong? Ya karena selama kerjanya dia terus-terusan ngomong ke anak buahnya. Sekali nelpon itu bisa berjam-jam, dan tahu sendiri kan kalau laki-laki itu lebih irit kebutuhan bicaranya dari perempuan. Makanya saat pulang ke rumah, ya udah capek ngomong dia haha.
Suami saya juga jadi tahu saya ngapain saja selama di rumah. dia mulai rajin bantuin terutama kalau sabtu minggu karena kan libur. Kami juga lebih mengalir, yang biasanya sering sebel-sebelan wkwk. Saya pribadi juga bisa lebih dekat dnegan anak terutama yang sulung, karena setiap hari biasanya kan sekolah full day sampai sore.

3.      Lebih kreatif
Pandemi saat Ramadhan ini terus terang membuat orang-orang bosan karena harus di rumah saja. Orang berlomba melakukan hal yang mengasyikkan agar tetap waras. Ada yang mencoba menerusakan hobi lama, misal : hobi jahit lalu menjahit masker, berkebun, merajut, memasak dan lain-lain. Orang tua juga akan berusaha menyediakan pembelajaran untuk anak-anaknya yang sudah lama School From Home. Bagaimana dengan bahan yang ada di rumah, tapi bisa buat anak kreatif. Saya sendiri melampiaskan kekesalan saya dengan mencoba banyak resep dan menghidangkannya untuk keluarga. Ketika keluarga suka, saya sangat senang. 

Bahan promosi

4.      Lebih produktif
Bagi Sebagian orang, bisa jadi pandemic selama Ramadhan ini ibarat anugerah karena bisa lebih produktif dari rumah. Dia bisa lebih bebas menulis, melukis atau melakukan kegiatan produktif lainnya yang selama ini tak bisa dilakukan karena terjebak rutinitas. Bahkan ada banyak orang yang mencoba hal-hal baru dari rumah. Saya mencoba beberapa hal baru seperti : edit video, upload youtube dan foto bersama buku sendiri (bahan promosi). Padahal biasanya nggak sempat melakukan hal seperti ini karena merasa ada hal yang lebih penting lagi. hehe...

Hasil kreativitas di dapur haha (Bolu Kukus Milo)



Cakue kesukaan ayah dan si sulung.

Tomyam Seafood



5.      Lebih bersyukur
Keadaan yang sekarang ini tentu saja sangat tidak nyaman. Berada di rumah saja dengan terror penyakit yang katanya ganas, tentu membuat siapa pun ketakutan minimal khawatir. Dengan dihentikannya segala rutinitas kita, kita jadi menghargai segala kebebasan yang dulu sering kita anggap sepele. Kadang kita tahu arti bersyukur ketika sudah berada dalam keadaan tak baik-baik saja.
Mari teman-teman jadikan bulan suci Ramadhan yang hanya tinggal sebentar lagi ini dengan melakukan ibadah lebih giat lagi. Mari kita syukuri segala nikmat yang kita tidak sadari selama ini. Betapa Allah selalu memberikan kenikmatan pada kita. Dan Allah selalu memberikan yang terbaik. Semoga Ramadhan tahun depan kita sudah bisa melakukan aktifitas ibadah di Masjid seperti biasanya, aamiin. 
           

Itulah suka duka menjalani puasa saat pandemic Covid-19. Semoga kelak bisa dibaca oleh cucu-cucu saya bahwa beginilah saat pandemic corona 2020 di Indonesia. Apa pun kejadiannya, yang terpenting memberikan hikmah terbaik untuk kita. Semoga covid-19 segera teratasi di negeri Indonesia tercinta ini. Semoga pemerintah bisa bersikap tegas dan diberikan kekuatan oleh Allah agar bisa menyelesaikan pandemic ini dengan baik. Jangan lupa untuk selalu memperhatikan sekitar, siapa tahu ada tetangga yang membutuhkan uluran tangan kita. Saat inilah sedekah sangat berarti untuk orang lain. 

Artikel Terkait

adalah seorang Ibu dari dua anak hebat dan Penulis Buku. Bisa dihubungi di Facebook atau email yetinurma82@gmail.com


EmoticonEmoticon