Foto Dokpri
Hai, selamat siang, teman-teman.
Sambil sharing di dua grup wa tadi pagi, saya menulis ini nih. Sepertinya cocok dibaca emak-emak ya, hihi.
Beberapa
Minggu yang lalu, saya membaca sebuah postingan di sebuah grup penulisan
terkenal di seantero Facebook. Seorang Ibu rumah tangga muda curhat, katanya
suka kesel kalau ada Author yang membukukan karyanya saat sedang asyik-asyiknya
dia jadi pembaca setia. Kebetulan kan di grup itu, setiap hari para penulis yang
jumlah puluhan ribu itu menulis ceritanya. Ceita di sana, bisa dibaca secara gratis oleh semua member,
yang tujuan sebetulnya meminta kritik dan saran. Nah, si Emak muda ini suka
membacanya setiap hari, karena lumayan katanya hiburan gratisan.
Ketika
tinggal beberapa part lagi menuju ending, biasanya Author akan menghentikan
hiburan gratis itu, karena mau diterbitkan jadi novel. Ya bener la ya, kan
setiap penulis ingin ceritanya jadi buku. Setelah jadi buku kan bisa dijual dan
mendapatkan keuntungan. Memang wajar sikap penulis tersebut, mengingat setiap
orang yang berkarya, pada umumnya ingin mendapatkan keuntungan.
Karena
hal tersebut, si Emak muda itu meradang hatinya. Hiburannya hilang, dan katanya
untuk beli novelnya dia tidak memiliki uang. Makanya sekarang dia katanya
ogah-ogahan hanya sekadar untuk like karya saja di sana. Takut PHP katanya. La
dalah, mak emak, apa susahnya sih nyenengin teman yang berkarya sedikiit saja?
Mungkin tak berarti satu like saja bagi emak, tapi bagi si penulis bisa
meningkatkan semangatnya untuk terus menulis atau melanjutkan ceritanya.
Nah,
emak-emak emang pada dasarnya paling suka yang gratis sih, tak bisa dipungkiri,
ya kan? Kalau ada yang gratis, kenapa mesti bayar, begitu semboyannya.
Tapi
Mak, sebetulnya bisa lo emak mendapatkan buku teman emak itu secara gratis,
asal tahu caranya.
Supaya
emak tetap elegan mendapatkan buku gratis tis, emak bisa melakukan beberapa
upaya di bawah ini. Yaah, diperlukan sedikit upaya sih, dan saya kira jika
sungguh-sungguh hasilnya bahkan bisa menambah uang jajan anak lo. Tapi, cara ini
bisa membuat jati diri emak tidak tercabik lo dengan sebutan mental gratis. Siapa
sih yang ikhlas dibilang mental gratisan?
Mau
tahu nggak caranya? Pastinya ya.
1.
Menjadi Reseller
Biasanya
kan penulis buku akan menjual bukunya. Pada ummnya mereka membuka masa Pre
Order, apalagi jika terbitnya di penerbit Indie sudah pasti ada masa Open Pre
Order. Nah, emak bisa mendaftarkan diri menjadi reseller. Menjual bukunya, missal
dapat 10 ribu dari harga buku 100.000. Dengan membantu jualan 10 eks saja, emak
sudah bisa memegang buku favorit karya teman emak.
Syaratnya
tentu saja harus ada kemauan untuk promosi. Jika saya boleh bercerita, ada lo
teman-teman yang jadi reseller buku, mendapatkan uang yang cukup lumayan.
2.
Ikutan Give Away
Penerbit
atau penulis, ada kalanya membuat give away untuk menarik minat pembeli. Emak
ikutlah, mana tahu beruntung kan. Teman saya banyak yang mendapatkan buku dari
hanya ikutan give away ini. Syarat ikut give away adalah harus benar-benar
dibaca dan dilakukan perintahnya. Buatlah jawaban yang antimainstream jika berupa pertanyaan.
3.
Menjadi Buzzer atau Endorser
Kalau
poin ketiga adalah, kalian bisa menerima jasa buzzer atau endorse. Buzzer di facebook
atau ig, dibayar cash. Jadi emak bisa mengiklankan buku teman secara berkala
sesuai kesepakatan, dan dibayar sesuai perjanjian. Kalau endorse, biasanya
meminta review di blog atau di media sosial. Bukunya diberikan secara gratis
dong.
Tuh
kan, jika emak mau sedikit usaha, sebetulnya mudah saja mendapatkan novel teman
dengan tiga cara di atas. Bahkan, emak pun bisa mendapatkan uang lebih daripada
sekedar mendapatkan novel gratis.
Jangan
mau memiliki mental gratisan, apalagi masih memiliki anggota badan yang
berfungsi dengan baik. Pergunakan segala potensi diri kita untuk hal-hal
positif, sebagai bukti syukur kita pada Tuhan.
Selamat
pagi dan selamat beraktifitas.
EmoticonEmoticon