Minggu, 31 Juli 2022

Tips dan Trik Melepas Anak Mondok Tanpa Drama

Tags

 


Siapa yang putra/putrinya akan dimasukkan pondok? Memang saat ini menyekolahkan anak ke pondok menjadi sangat popular di kalangan orangtua terutama yang beragama Islam pastinya. Islamic Boarding School atau pesantren menjadi alternatif Pendidikan terbaik bagi orangtua yang ingin anaknya selain belajar ilmu akademis sekaligus agama.  

Jika zaman dulu, istilah mondok itu cenderung diartikan kolot/kuno, maka zaman sekarang tidak sama sekali. Mondok sekarang sudah menjadi trend yang positif, sehingga remaja islam tak malu /gengsi lagi untuk mondok, seperti yang anak saya lakukan. Banyak persepsi negatif pondok yang kian tergerus dan menjadi sangat positif diterima anak-anak. Jika dulu memondokkan anak karena bandel, suka melawan hingga orangtua kewalahan, seolah pondok itu tempat “pembuangan”, zaman sekarang tidak begitu lagi. Anak sekarang mondok tentu membawa pemahaman positif yang membuat mereka lebih mudah diarahkan/diajarkan dan siap belajar.  

Beberapa hal di bawah ini yang biasanya menjadi dasar orangtua ingin memondokkan anak :

1.     Lebih menguntungkan, karena sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Selain anak belajar akademis (dunia), anak juga diajarkan serta dibiasakan belajar ilmu agama yang manaatnya tentu sampai akhirat.

2.     Keadaan pergaulan remaja yang kian mengkhawatirkan, berada di pondok merasa lebih aman, tentu dengan memilih pondok yang memiliki track record baik serta Amanah.

3.     Ingin anak lebih mandiri dan belajar hidup prihatin.

Namun tentu saja tak semua anak dengan sukarela atau sukacita mau begitu saja dimasukkan pondok. Bagi anak, mondok artinya harus jauh dari orangtua, mandiri, meninggalkan segala kesenangan yang selama ini dia dapatkan di rumah. Jika tak dikenalkan/dibicarakan sejak awal, maka bisa jadi anak akan menolak atau membantah. Kalau pun mau, mereka terpaksa. Sesuatu yang dipaksakan saya kira tak akan berakhir baik, tetap membekas dan memunculkan kebencian.

Proses memondokkan anak memang tak bisa  tiba-tiba, harus ada pengenalan atau pembicaraan jauh-jauh hari. Berikut beberapa tips yang bisa Ayah dan Bunda lakukan, agar anak dengan sukacita mau mondok :

1.     Bicarakan jauh-jauh hari dengan anak, beri tahu maksud dan alasan baik orangtua.

2.     Ajak anak diskusi lebih dalam tentang pondok. Kelebihan dan kekurangan pondok hingga anak benar-benar memiliki bayangan keadaan pondok. Orangtua harus jujur, tidak boleh menutupi kekurangan pondok hanya karena agar anak mau.

3.     Bawa anak survey pondok, tujuannya agar anak bisa melihat langsung fasilitas dan keadaan serta kegiatan di pondok. Jika memungkinkan biarkan anak memilih sendiri pondoknya, tentu disesuaikan dengan budget.

4.     Ayah dan Bunda harus kompak dalam menyemangati anak untuk mondok. Jangan berbeda, karena akan membuat anak plin plan juga.

5.     Dalam perjalanannya, mungkin anak semangatnya cepat goyah, karena banyak sebab, seperti faktor teman dekat yang nantinya akan sulit berkomunikasi, game, kegiatan dengan teman, dan lain-lain. Oleh karena itu, orangtua jangan lengah, terus semangati serta bentengi anak agar tetap fokus mondok.

6.     Memondokkan anak saat anak siap jauh lebih mudah prosesnya, karena anak tak akan drama sama sekali. Dia sudah tidak denial dan benar-benar siap menuntut ilmu. Hal ini tentu hanya orangtuanya yang paham.

7.     Tolong jangan bekali anak dengan harapan yang terlalu muluk. Bolehlah berharap banyak pada anak, tapi tetap imbangi dengan keyakinan bahwa semua ada yang Maha Mengatur. Kita tidak boleh menuntut anak gemilang dalam segala hal, tanpa melihat realita. Jangan buat anak stres duluan. Saya kira anak-anak pasti sudah paham apa yang harus dilakukannya. 

 

Mungkin gambar 6 orang, orang berdiri dan luar ruangan

 Doc : Humas Ponpes Arrohmah Putra

Saat anak masuk pondok pertama kali, tentu anak akan merasa gugup/bingung. Tenangkan anak, bahwa itu hal yang wajar, nanti juga akan terbiasa. Dan ketika akan melepas anak/pulang, tolong sebisa mungkin tidak usah menangis yang berlebihan di hadapan anak, karena bisa saja membuat anak sedih dan ikutan terpukul. Lepaskan anak dengan bismillah, tegarkan dan beri semangat anak, peluk hangat serta ucapkan “selamat belajar/mencari ilmu/berjihad, Sayang.”. Katakan betapa orangtua sangat menyayanginya. 

 

 Mungkin gambar 2 orang dan kerudung

 Aku dan Salehku

Bagi saya pribadi, memondokkan anak lebih nyaman saat anak saya sudah siap semuanya. Sudah mandiri, sudah kuat fisik dan mentalnya, sudah siap jauh dari orangtua, sudah bisa membela diri, sudah memikirkan masa depan, sudah paham kenapa harus mondok. Dan, prosesnya alahamdulillah dimudahkan Allah SWT. Saya sangat bersyukur Allah selalu ada dengan kebaikannya. Tak harus sama, bisa jadi bagi orangtua lain berbeda konsepnya dengan saya. Tak mengapa.

Itulah tips dan trik ala saya berdasarkan pengalaman memondokkan anak. Tentu mungkin tak sama dengan orangtua lain, tak mengapa. Semoga orangtua yang berniat memondokkan anaknya diberikan hati yang tegar, kemudahan rezeki, dan dimudahkan prosesnya, aamiin.

Artikel Terkait

adalah seorang Ibu dari dua anak hebat dan Penulis Buku. Bisa dihubungi di Facebook atau email yetinurma82@gmail.com


EmoticonEmoticon