Senin, 17 April 2017

Benarkah R.A Kartini Dipoligami?

Tags



       Setiap tanggal 21 April di Indonesia selalu diperingati sebagai hari kesetaraan (emansipasi) wanita atau hari R.A Kartini. Berbagai kegiatan dilakukan untuk memperingati hari lahirnya Raden Ajeng Kartini ini. Pada umumnya ekspresi masyarakat lebih menonjolkan kegiatan-kegiatan yang bersifat seremonial atau simbolik dengan menggadang-gadangkan seorang Kartini yang luar biasa.
Sosok Kartini memang spesial jika dibandingkan dengan perempuan pribumi lainnya, Beliau mampu mengeluarkan ide pemikiran mengenai kesetaraan hak dalam mendapatkan pengajaran atau pendidikan khususnya bagi kaum perempuan. Maklum pada waktu itu adat Jawa begitu sangat mengungkung kebebasan berpendidikan bagi kaumnya. Salah satunya seperti adat pingitan mulai usia 12 tahun dimana anak perempuan hanya boleh tinggal di rumah.

Benarkah ayahanda Kartini berpoligami?



Bicara masalah poligami, Emak mana yang mau dipoligami? Hehe..
Cerita kartini yang dipoligami memang sangat menarik untuk dibahas karena bagian ini merupakan kisah hidup Kartini yang jarang diungkap. Mari kita lihat sejarah hidup seorang R.A.Kartini yang lahir dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa. Ia merupakan putri dari Raden Mas adipati Ario Sosroningrat, seorang patih yang diangkat menjadi Bupati Jepara segera setelah Kartini lahir. Kartini adalah putri dari istri pertamanya Sosroningrat, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A.Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kiyai Haji Madirono seorang guru agama di Telukawur, Jepara.
Ayah kartini pada mulanya adalah seorang Wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristrikan seorang bangsawan. Karena M.A.Ngasirah bukan bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan keturunan langsung Raja Madura. Setelah pernikahan itu maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan ayahanda R.A. Woerjan.
Jadi kesimpulannya ayahanda Kartini memang berpoligami sebagai syarat kenaikan jabatan,  dan Kartini adalah anak dari istri pertamanya.

Benarkah R.A. Kartini dipoligami?



Kartini memang terlihat sangat cerdas pada zamannya jika dilihat dari segala pemikiran yang Ia tuangkan dalam surat untuk sahabat penanya di Belanda yang bernama Rosa Abendanon. Ia merupakan seorang yang cukup gigih menggelorakan pemikirannya mengenai kesetaraan mendapatkan kesempatan yang sama dalam hal pendidikan sebagaimana kaum laki-laki. Ia juga termasuk yang menggelorakan ketidaksetujuannya akan praktek poligami yang dilakukan semena-mena oleh para bangsawan pada zamannya. Hal ini tertulis dalam surat-suratnya untuk nyonya Belanda bernama Van Kol, dimana Dia mengibaratkan seorang wanita Indonesia bukan “Dewi Tolol” yang harus terkurung dalam sangkar emas. (Sumber : Wikipedia)


Pada usia 24 tahun, Kartini berkeinginan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi di Betawi. Namun ayahnya melarangnya, karena pada waktu itu usia 24 tahun dibilang sudah perawan tua. Kemudian ayah Kartini menerima pinangan seorang Bupati Rembang yang bernama K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adiningrat yang telah memiliki tiga istri. Kartini tidak bisa menolak semua keputusan ayahandanya meskipun harus mengubur segala mimpinya untuk bisa bersekolah, karena beliau sangat mencintai ayahnya tersebut. Maka pada tanggal 12 November 1903 Kartini menikah dan tinggal di Rembang.
Bersyukur suami Kartini sangat mendukung keinginan istrinya, Beliau diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kantor Kabupaten Rembang, atau bangunan yang sekarang digunakan sebagai Gedung Pramuka. Sayangnya Kartini meninggal di usia sangat muda yaitu usia 25 tahun setelah melahirkan anak pertama dan satu-satunya.

Itulah sekelumit cerita lain dari sosok Kartini yang merupakan seorang putri dari ayah yang berpoligami, begitu pula dengan dirinya yang dijadikan istri ke empat oleh seorang Bupati Rembang. Terlepas dari betul atau tidaknya sejarah tentang Kartini, kita sebagai perempuan patut berbangga hati dengan segala pemikiran Beliau yang sangat peduli akan kemajuan perempuan Indonesia. Wallohu A’lam.

Artikel Terkait

adalah seorang Ibu dari dua anak hebat dan Penulis Buku. Bisa dihubungi di Facebook atau email yetinurma82@gmail.com


EmoticonEmoticon