Sabtu, 22 April 2017

Mengenal Alat Kontrasepsi Intrauterine Devices (IUDs), Koyo (Patch), Spermisida dan Diafragma


Seorang wanita yang sudah menikah adakalanya membuat keputusan untuk menunda memiliki momongan karena berbagai alasan. Adapula diantaranya yang memang sengaja memberi jarak kehamilan supaya tidak terlalu berdekatan dengan anak sebelumnya. Maka menggunakan alat kontrasepsi adalah sebuah solusi yang sangat membantu mewujudkan tujuan Anda. Apapun alasannya, terkadang sangat sulit untuk mengambil keputusan dalam pemilihan alat kontrasepsi yang aman dan minim resiko.
Tak dapat dipungkiri sekarang sudah begitu banyak alat kontrasepsi yang bisa menjadi alternatif Anda dalam menentukan pilihan. Namun sebagai wanita yang cerdas Anda harus tahu kelebihan dan kekurangan dari masing-masing produk kontrasepsi yang dipilihnya. Karena tak sedikit yang mengeluhkan berbagai masalah yang datang dikemudian hari, dari yang ringan hingga yang sangat berat. Oleh karena itu penulis akan mengupas kelebihan dan kekurangan dari empat jenis kontrasepsi yang bisa menjadi pilihan Anda. 


1.      IUD
IUD adalah plastik berbentuk huruf T diletakkan di dalam rahim yang berguna untuk menghadang sperma agar tidak membuahi sel telur. Ada 2 jenis IUD :
·         IUD yang terbuat dari tembaga yang bisa bertahan selama 10 tahun. Contohnya ParaGard.
·         IUD yang mengandung hormon yang harus diganti setiap 5 tahun sekali. Contohnya Mirena.

Kelebihan IUD adalah tidak memerlukan perawatan rumit, waktu pemakaian sekali untuk jangka panjang, resiko infeksi dalam 20 hari setelah pemakaian sangat kecil, dan dapat cepat subur kembali jika dilepas. Sementara kekurangannya adalah berpotensi kram, biaya pasang yang lumayan mahal, letaknya dapat bergeser, paraGrad bisa mengakibatkan siklus menstuasi tidak teratur dengan volume haid yang lebih banyak,  ada resiko tubuh akan menolak IUD, dan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. 


2.      Patch (koyo)
Koyo yang ditempel pada kulit ini melepaskan hormon estrogen dan progestin. Biasanya ditempel di perut bagian bawah, bokong atau lengan.
Kelebihan Patch adalah membuat haid lebih teratur, dapat digunakan saat di kolam renang, saat berolahraga maupun saat mandi. Kekurangannya adalah dapat menyebabkan iritasi kulit, meningkatkan tekanan darah sehingga mudah pusing, tidak tepat untuk wanita perokok dan yang berusia lebih dari 35 tahun, tidak tepat juga untuk wanita yang berat badannya lebih dari 90 kg dan tidak menghindarkan dari Infeksi Menular Seksual (IMS). 

3.      Spermisida
Spermisida dapat berbentuk jeli, busa, atau krim yang fungsinya membunuh sel sperma. Bahan ini ditempatkan pada vagina 30 menit sebelum berhubungan seksual. Kelebihannya adalah mudah ditemukan dengan harga yang terjangkau dan dapat digunakan bersamaan dengan jenis kontrasepsi lainnya. Kekurangannya adalah meningkatkan resiko IMS dan iritasi.

4.      Diafragma
Diafragma adalah kontrasepsi menyerupai kubah yang diletakkan pada mulut rahim sebelum berhubungan seksual. Kontrasepsi ini terbuat dari karet dan digunakan bersamaan denga spermisida. Alat ini harus tetap dipakai setidaknya sampai 6 jam setelah pemakaian. Kelebihannya adalah bebas hormon, harganya terjangkau, dapat dipakai ulang setelah dicuci, efektif mencegah kehamilan hingga 96%. Sementara kekurangannya adalah dapat menimbulkan iritasi pada jaringan vagina, pengguna butuh waktu dalam pemakaiannya, tidak melindungi dari IMS.

Itulah kelebihan dan kekurangan dari keempat alat kontrasepsi yang terbilang belum familiar ini. Anda bisa menentukan pilihan seseuai dengan kondisi dan kebutuhannya. Mudah-mudahan bisa menjadi salah satu alternatif kontrasepsi yang sedang Anda cari selain yang sudah populer di pasaran. 

Artikel Terkait

adalah seorang Ibu dari dua anak hebat dan Penulis Buku. Bisa dihubungi di Facebook atau email yetinurma82@gmail.com


EmoticonEmoticon