Selasa, 26 Desember 2017

ASAL-USUL BUNGA KEMUNING

pic fro google


Cerita rakyat asal usul begitu banyak di Indonesia. Bisa dibilang setiap daerah memiliki cerita asal usul masing-masing. Cerita itu diwariskan secara turun temurun kepada setiap generasi. 

Sayangnya, saat ini cerita rakyat Indonesia mulai tersingkirkan. Anak-anak muda atau generasi muda bangsa tak lagi mengagumi cerita-cerita lampau yang melegenda. Zaman sekarang, anak-anak lebih suka main yang berbasis digital atau teknologi. Padahal, cerita rakyat Indonesia itu sarat akan pesan moral yang baik.  

Nah, postingan di bawah ini adalah salah satu cerita asal usul bunga kemuning. Siapa yang suka bunga kemuning, ayo baca asal usulnya kenapa disebut bunga kemuning. selamat membaca!

ASAL USUL BUNGA KEMUNING

Pada zaman dahulu, ada sebuah kerajaan yang megah dipimpin oleh seorang raja yang sangat bijaksana. Raja memiliki sepuluh orang putri yang sangat cantik. Namun sayang raja yang sibuk mengurus kerajaan tak sempat mendidik kesepuluh anaknya dengan baik. Hingga putri-putri itu menjadi putri yang nakal, manja dan tidak patuh.


            Ibu Ratu sudah meninggal ketika melahirkan putri bungsu mereka yang bernama Putri Kuning. Kesepuluh putrinya dirawat inang pengasuh. Raja memberi nama kesepuluh putrinya dengan nama-nama warna supaya mudah mengingatnya. Dari mulai putri yang sulung yang diberi nama Putri Jambon, Putri Nila, Putri Jingga, Putri Kelabu, Putri Orange, Putri hijau, putri Merah Merona, Putri Biru dan Putri Merah Muda. Baju yang dipakai setiap putri warnanya sesuai dengan nama putri tersebut. 



            Para putri itu tumbuh menjadi putri yang sombong, nakal, dan suka memerintah. Setiap hari mereka menghabiskan waktu di danau. Mereka pun tak segan memerintah para pelayan dan pembantu istana dengan kasar. Namun di antara putri-putri itu ada seorang putri yang sangat baik hati dan juga ramah kepada siapapun, yaitu si bungsu Putri Kuning. 

            Suatu hari, raja mengatakan akan pergi ke tempat yang sangat jauh dalam waktu yang lama.
            “Aku akan pergi ke tempat yang ajuh dan lama. Kalian akan dibelikan oleh-oleh apa, putri-putriku?” tanya Raja.
            “Aku ingin perhiasan yang mahal!” kata Putri Jambon
            “Aku ingin kain sutra yang berkilau!” kata Putri Jingga. Kesepuluh putri menginginkan barang yang mahal dan mewah. Namun Putri Kuning tidak demikin, dia berpikir sejenak dan memegang lengan ayahnya.


            “Aku hanya ingin ayah pulang dengan selamat,” katanya sambil menatap ayahnya. Kakak-kakaknya menertawakan dan mencemooh Putri Kuning.
            “Anakku, kau baik sekali. Tentu saja ayah akan pulang dengan selamat dan akan kubawakan hadiah terindah buatmu.”
            Tak lama ayahnya pergi meninggalkan istana.


            Selama ayahnya tidak ada, putri-putri itu semakin nakal dan manja. Mereka seenaknya saja menyuruh-nyuruh pelayan dan pembantu. Hingga pelayan itu kehabisan waktu untuk memelihara kebersihan istana.. Taman istana yang merupakan tempat favorit raja pun tak terurus, rumput dansampah menumpuk di sana. Melihat itu, Putri Kuning sangat sedih,  dia akhirnya mengambil sapu dan membersihkan seluruh taman istana itu.

            Putri yang lain tertawa melihat Putri Kuning membersihkan taman, “hai ada pelayan baru rupanya di istana kita,” kata mereka sambil terbahak.
            “Itu bersihkan lagi sampahnya!” kata Putri yang lain sambil membuang sampah sembarangan di taman. Dengan sabar putri kuning membersihkannya lagi. terus saja berulang-ulang hingga dia kelelahan. Putri Kuning pun mersakan penderitaan yang dirasakan pelayan istana.
            “Kalian keterlaluan! Seharusnya ayah tak membelikan barang apapun untuk kalian!” kata Putri Kuning.
            “Ayo ah kita ke danau. Bosan!” kata Putri Nila.
            Mereka pun menghabiskan waktunya di danau. Sementara Putri Kuning membersihkan dan merapikan taman dan bunga-bunga. Ketika ayahnya kembali, para putri masih di danau dan ayah memberikan sebuah kalung dengan liontin hijau untuk Putri Kuning. Ayah sebetulnya mencari liontin kuning namun tak menemukan. Putri kuning pun menerima dengan sukacita. 

            Putri yang lain kemnali dari danau dan heboh mencari hadiah masing-masing. Ketika melihat kalung Putri Kuning, Putri Hijau merasa iri dan menghasut kakak-kakaknya untuk merampas kalung itu. Mereka pun sepakat menghadang Putri Kuning dengan memukul kepalanya. Ternyata tak disangka Putri Kuning meninggal seketika. Putri-putri itu kebingungan, lalu membopong Putri Kuning dan menguburnya di taman istana. 


            Raja kebingungan mencari Putri Kuning yang menghilang. Putri bungsunya itu tak pernah ditemukannya. Raja pun mengirim kesembilan putrinya ke negeri yang jauh untuk belajar budi pekerti. 

Sementara itu, dari tempat dikuburkannya Putri Kuning tumbuhlah sebuah pohon yang sangat indah. Raja pun keheranan dan berkata, “tanaman apakah ini? Batangnya bagaikan jubah puteri, daunnya bulat berkilau bagai kalung batu hijau, bunganya putih kekuningan dan sangat wangi! Tanaman ini mengingatkanku pada Puteri Kuning. Baiklah, kuberi nama dia Kemuning!”


Sejak saat itu, bunga kemuning mendapatkan namanya.

Artikel Terkait

adalah seorang Ibu dari dua anak hebat dan Penulis Buku. Bisa dihubungi di Facebook atau email yetinurma82@gmail.com


EmoticonEmoticon