Kamis, 17 Juni 2021

7 Alasan Kenapa Naskah Cerita Anak Kamu Tertolak di Penerbit Mayor

Desain : Canva

Beberapa hari yang lalu saya diberi kesempatan oleh salah satu penerbit buku anak mayor Indonesia untuk sharing “kenapa naskahku tertolak?”. Sebenarnya, cukup surprise saat dihubungi untuk menjadi salah satu narsum bersama salah seorang penulis langganan di penerbit itu. Mengingat buku saya bahkan masih proses Pre Order di Penerbit tersebut. Tetapi, sudah menjadi keputusan saya, jika ada kesempatan baik, akan selalu saya coba.

            Sangat kaget juga saat ada di grup, ternyata yang masuk grup tersebut banyak penulis senior. Bahkan ada seorang editor senior serta penulis skenario. Waah, insecure auto menyapa, hehe… alhamdulillah, Pak Editor mengingatkan kalau itu acara hanya sharing pengalaman. Bagaimana saya dari kacamata penulis mengirimkan naskah hingga diterima penerbit. Dan, surprise-nya lagi, ternyata menurut chief  Editor penerbit itu saya adalah salah satu penulis yang bisa dibilang “bisa membaca kebutuhan penerbit” /bisa membaca pikiran editor. Wah wah, saya jadi geer dong. Wkwk.

            Jika saya dibilang bisa membaca isi kepala Editor, apa iya? Tentu saja saya jawab tidak. Siapa pula yang bisa menebak isi kepala orang? Nggak ada saya kira. Hanya saja, karena sering “latihan” melihat pasar, melihat buku-buku di pasaran, melihat respon pembeli, meriset buku-buku yang lumayan laris, bisa dikatakan saya mungkin terlatih untuk menemukan ide yang kira-kira dibutuhkan penerbit. Semacam insting dan keberuntungan, juga yang pasti atas petunjuk Allah Swt yang Maha Pemilik Ide. Walau, tentu saja bisa hanya kebetulan. Eh, tapi katanya nggak ada yang kebetulan ya? Yaa, mungkin sedang beruntung karena Allah yang menunjukkan jalannya.  

            Naskah saya di penerbit itu memang baru-baru ini ada dua yang acc, ditambah satu sebagai pemenang lelang naskah. Satu buku saya yaitu Putri Muslimah sudah cetak dan siap diorder lo. Bisa jadi referensi kamu tuh jika mengincar penerbit itu. Ingat, jika ingin terbit di penerbit itu, kamu harus tahu dulu buku terbitannya untuk dipelajari. Doakan juga agar ajuan naskah saya yang lain diterima. Aamiin. 

 

Baca juga : 

EUFORIA PENDAFTARAN PENULIS GLN 2021

MENYEBAR KEBAIKAN LEWAT KOMIK

 

KENAPA SIH NASKAHMU TERTOLAK DI PENERBIT?

            Saat naskah ditolak penerbit, rasanya memang sedih. Padahal sudah berupaya melakukan yang terbaik, tapi dianggap belum layak terbit di penerbit idaman. Saya sendiri pernah mengalaminya, bahkan sering. Tetapi entah mengapa saya itu typikalnya jika ditolak, malah bikin semakin semangat. Saya makin semangat untuk mencari ilmu dan praktik lalu mencoba kirim lagi. Bukan hanya satu, saya kirim beberapa di tiap penerbit besar. Karena katanya kan sebelum sukses, kita harus menghabiskan jatah gagalnya dulu. Itulah namanya proses, hehe. Dan, hanya orang-orang sukses yang mencintai proses.

            Nah, menurut saya, beberapa alasan di bawah ini adalah alasan kenapa naskah kamu tertolak di penerbit mayor, berikut saran-sarannya :

1.      Tidak sesuai tema yang dicari penerbit

Bukan naskahnya yang tidak bagus, kadang temanya yang tidak sesuai dengan yang penerbit cari. Setiap penerbit memiliki ciri khasnya masing-masing. Mereka memiliki tema-tema khas setiap tahunnya yang terus dievaluasi hingga tetap dipertahankan. Nah, tugas penulis sebelum mengirimkan naskah untuk meriset penerbit incaran. Kira-kira apakah menerima naskah seperti tema yang kita tulis? Jika tidak, ya jangan kirim ke sana.

Untuk mengetahui tema-tema khas penerbit incaran, kamu harus cari tahu informasi sebanyak-banyaknya. Mulai dari media sosialnya hingga buku-buku terbitannya. Bahkan jika memungkinkan tanya juga penulis yang telah menerbitkan bukunya di sana. Intinya kamu harus aktif mencari tahu.

2.      Salah kirim penerbit

Nah ini juga patut menjadi perhatian banget. Jangan salah kirim penerbit. Sudah jelas misalnya penerbit tersebut hanya menerima naskah islami, kamu kirim naskah tema umum, ya nggak diterima.

3.      Tema kurang diminati pasar

Setiap penerbit memiliki pasar bukunya sendiri. Dan, mereka juga memiliki buku andalan yang dijagokan untuk menarik minat pasar. Berdasarkan penjualan di pasaran, akan menentukan tema apa saja yang banyak dicari pembeli/potensial. Ketika kamu mengirimkan naskah yang di luar tema yang mereka prioritaskan, maka kemungkinan diterimanya juga kecil.

4.      Tema/ide naskah sudah banyak yang nulis

Saya kira semua sepakat bahwa ide itu tak ada yang benar-benar original. Setiap tahun, tema-tema buku yang dicari pembeli ya tema-tema itu saja. Maka tak heran, penulis menuliskan sama yang sudah banyak ditulis penulis lainnya. Bahkan bisa jadi penulis lain sudah lebih dulu masuk naskahnya dari pada kamu. Saran saya, cobalah cari tema yang sekiranya belum pernah terbit di sana, namun kebutuhan/manfaat akan buku tersebut cukup besar bagi anak-anak. Siapa tahu dipertimbangkan.

5.      Tidak memiliki keunikan atau kelebihan

Jika naskah yang kamu kirimkan memang pasaran alias sudah banyak yang menuliskannya. Maka, tak ada jalan lain untuk kamu selain menambah keunikan/kelebihan naskah tersebut dibanding buku-buku yang sudah ada. Kembangkan format-format buku yang sekiranya menarik dan cocok untuk anak-anak sesuai dengan sasaran pembaca. Apakah ditambahkan fitur-fitur menarik, dll.

6.      Attitude buruk

Apakah sikap dan perilaku penulis mempengaruhi penilaian editor? Jelas sih ya menurut saya. Pernah baca di postingan seorang Editor senior, tentang seorang penulis yang menurutnya belagu. Penulis tersebut terlalu pede saat menawarkan naskahnya lewat email dan bagi sang editor itu sudah melampaui batas. Maka dia pun mencoretnya.

7.      Tulisan banyak typo dan tidak rapi.

Dulu, pertama menulis naskah anak dan mengirimkan ke penerbit mayor, saya sangat senang saat dibalas oleh editor bahwa naskah saya sangat rapi dan dia suka. Walau kemudian naskahnya tak lolos juga, karena pertimbangan pasar, tapi itu pembelajaran banget buat saya. Menulis dengan rapi minim typo itu kewajiban penulis. Bayangkan, jika editor baca naskah di halaman pertama saja sudah acak-acakan, dia pasti ogah untuk membuka halaman berikutnya. Oleh karena itu, tak ada pilihan lain selain menulis rapi dan minim typo.

            Itulah 7 alasan kenapa naskah kamu tertolak di penerbit versi saya. Jangan menyerah dan sedih dulu, karena bisa jadi di penerbit satu tidak diterima, di penerbit lain malah diterima. Coba perbaiki dulu lalu kirim lagi ke penerbit lain. Btw, banyak naskah saya yang tertolak di penerbit satu, diterima di penerbit satunya setelah melalui proses revisi. Bahkan ada juga naskah yang sudah keluar masuk penerbit, akhirnya dapat rumah juga. Oleh karena itu, jangan kecewa oleh penolakan, jadikan pembelajaran dan terus maju.

            Jangan lupa juga untuk selalu mau menimba ilmu dan membaca buku-buku baik karya penulis dalam dan luar negeri. Ada banyak ide dari sana, insya Allah.

            Itu saja dari saya, semoga ada manfaatnya.

           

Salam sayang,

Yeti Nurmayati  

 

Artikel Terkait

adalah seorang Ibu dari dua anak hebat dan Penulis Buku. Bisa dihubungi di Facebook atau email yetinurma82@gmail.com


EmoticonEmoticon